![]() |
Fhoto : Sejumlah Perkumpulan Perkit Kepri dan Beberapa Paguyuban di Kota Batam Melaporkan Kasus Penganiayaan Art di Kota Batam |
Batam | SidakToday.com | Kasus Penganiayaan yang dilakukan oleh seorang majikan di Kota Batam terhadap ART gadis asal Sumba Nusa Tenggara Timur Bernama intan (22) kini menjadi perbincangan hangat di Kota Batam
Dalam hal ini Perkumpulan Kekeluargaan Indonesia Timur (Perkit) Kepri bersama ketua organisasi serta beberapa Ketua paguyuban Indonesia Timur di bawah naungan Perkit mengecam keras aksi penyiksaan terhadap Intan, seorang asisten rumah tangga (ART) asal Indonesia Timur yang mengalami kekerasan tidak manusiawi.
Peristiwa ini terbongkar usai warga bersama komunitas Flobamora menggerebek rumah tempat korban bekerja, Minggu (22/6/25). Saat ditemukan, Intan dalam kondisi mengenaskan penuh luka, lemah tak berdaya, dan mengalami trauma berat. Ia langsung dirujuk ke RS Elisabeth Batam untuk penanganan intensif.
Ketua Perkit Kepri, Angelinus, menegaskan bahwa peristiwa ini telah melukai rasa kemanusiaan dan harga diri seluruh perantau Indonesia yang menggantungkan harapan hidup di Batam.
“Ini bukan soal timur atau barat, bukan soal asal-usul, tapi soal kemanusiaan. Bahkan terhadap binatang saja tidak boleh berbuat seperti ini,” tegasnya saat pertemuan bersama pengurus Perkit di Batam Center, Senin (23/6).
Angelinus menyatakan bahwa Perkit Kepri memberikan dukungan penuh kepada aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus ini. Ia menegaskan, pihaknya bahkan telah mendatangi Polresta Barelang untuk mengawal langsung penanganan kasus tersebut.
“Kami ingin memastikan bahwa pelaku benar-benar ditahan dan diproses sesuai hukum. Kami juga menduga bisa saja ada lebih dari satu pelaku, karena di rumah itu tidak hanya satu orang. Maka kita minta kepolisian mendalami betul,” katanya.
Perkit Kepri juga menyatakan komitmen untuk mendampingi korban secara psikologis maupun hukum. Mereka berharap, peristiwa ini menjadi titik balik bagi peningkatan perlindungan terhadap para pekerja rumah tangga.“Kami tidak akan diam. Kami akan berdiri di belakang korban. Ini bentuk solidaritas, ini bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan,” tegas Angelinus.
Sementata itu tokoh masyarakat dan Penasehat Perkit Kepri, Amat Tantoso, juga menyatakan keprihatinan mendalam atas peristiwa tersebut. Ia menilai tindakan majikan terhadap Intan telah melewati batas akal sehat dan rasa kemanusiaan.
“Kita sangat sedih. Kalau satu orang dicubit, maka semua ikut merasa sakit. Apalagi ini adik kita sendiri, anak perantau dari jauh yang datang ke Batam untuk mencari hidup,” ujarnya.
Amat menekankan, banyak warga Indonesia Timur datang ke Batam menempuh perjalanan berhari-hari lewat laut hanya untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Perlakuan seperti ini, menurutnya, sangat tidak pantas diterima oleh siapa pun, apalagi seorang pekerja yang melayani setiap hari di rumah majikannya.
“Dia masak untuk majikannya setiap hari, tapi justru diperlakukan seperti binatang. Ini tidak bisa dibiarkan,” ujar Amat geram.
Amat juga menyampaikan bahwa Perkit Kepri telah mendatangi Polresta Barelang sebagai bentuk keseriusan untuk mengawal kasus ini hingga tuntas.
“Kami datang langsung ke Polresta hari ini. Kami ingin pastikan kasus ini ditangani dengan serius. Kami percaya pada pihak kepolisian, tapi kami juga akan terus mengawalnya,” katanya.
Tak ketinggalan ia juga menyampaikan apresiasi terhadap keluarga korban yang tetap menahan diri dan tidak melakukan aksi balasan. “Saya pribadi sangat menghargai keluarga korban yang tetap sabar. Tapi kita harus pastikan pelaku dihukum setimpal, " pungkasnya.(Red)